Sabtu, 24 Agustus 2019

LAPORAN PKP MATEMATIKA



LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
PDGK 4501


TENTANG
UPAYA MENINGKATKAN MINAT HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE- A MATCH PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR DI KELAS V SDN MULYA JAYA KECAMATAN REBANG TANGKAS KABUPATEN WAY KANAN











OLEH:
NAMA                       : INDRA KAMDANAS
NIM                            : 816946479
PROGRAM STUDY            : S.1 PGSD
MASA UJIAN           : 2012.2
POKJAR                   : KASUI WAY KANAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ BANDAR LAMPUNG
2012


LEMBAR PENGESAHAN


Judul Laporan   : Upaya Meningkatkan Minat Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Make- A Match Pada Mata Pelajaran Matematika Tentang Bangun Datar Di Kelas V             SDN Mulya Jaya Kecamatan Rebang Tangkas Kabupaten                    Way Kanan.

Nama                   : INDRA KAMDANAS
NIM                    : 816946479
Tempat Tugas    : SDN Mulya Jaya Kampung Mulya Jaya


                         Supervisor                                               Penulis



             I NYOMAN PEJI, S.Pd                      INDRA KAMDANAS
         NIP. 19691112 199308 1 001                        NIM. 816946479



KATA PENGANTAR

Wajib penulis bersyukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan segala karunia-Nya sehingga laporan ini dapat disusun dan diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan laporan ini merupakan tugas yang harus dikerjakan pada mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP), Program Studi S-1 PGSD Universitas Terbuka.
Dengan selesainya penulisan laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Bapak Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed selaku Kepala UPBJJ – Bandar Lampung;
2.      Bapak I Nyoman Peji, S.Pd selaku pembimbing dalam menyusun laporan ini;
3.      Ibu Sri Sediyahningsih, S.Pd selaku pengelola Pokjar Kasui;
4.      Bapak Kamsuri, A.Ma.Pd dan Ibu Asmiati selaku orangtuaku yang telah memberi bantuan secara moril maupun materil;
5.      Rekan-rekan sejawat yang telah memberikan masukan dalam pelaksanaan PTK hingga penyusunan laporan ini;
6.      Riska Yulia selaku pemotivasi dalam pembuatan laporan PKP ini;
7.      Pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga amal baiknya mendapat ridho dan pahala dari Allah SWT.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini akan berguna bagi pembaca semua dan bagi penulis sendiri tentunya.

Rebang Tangkas, 01 November 2012
Penulis,





INDRA KAMDANAS
NIM. 816946479


DAFTAR ISI

                                                                                                                     Halaman
Halaman Judul ................................................................................................. i
Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................ iii
Daftar Isi ......................................................................................................... iv
I.         PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C.     Tujuan Perbaikan ................................................................................ 2
D.    Manfaat Perbaikan .............................................................................. 3

II.      KAJIAN PUSTAKA
A.    Model Pembelajaran Make – A Match ............................................... 4
B.     Alat Peraga dalam Kaitannya dengan Media Pembelajaran ............... 7
C.     Fungsi Alat Peraga ............................................................................. 7
D.    Hasil Belajar Siswa ............................................................................. 9
E.     Motivasi Belajar .................................................................................. 11

III.   PELAKSANAAN PERBAIKAN
A.    Subjek Penelitian ................................................................................ 13
B.     Deskripsi Per Siklus ............................................................................ 14

IV.   HASIL PENELITIAN
A.    Hasil Penelitian ................................................................................... 18
B.     Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................... 19
C.     Hasil dari Setiap Siklus ....................................................................... 19

V.      KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan ......................................................................................... 20
B.     Saran ................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang Masalah
Semakin merosotnya kualitas lulusan sekolah dasar merefleksi semua aspek pendukung atau penyebab ketidak berhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Berbagai masalah yang semakin banyak memerlukan managemen untuk mengidentifikasinya agar tepat sasaran dalam menerapkan inovasi-inovasi pembelajaran bidang studi dalam kelas.
Inovasi diperlukan bukan saja dalam bidang tekhnologi, tetapi di segala bidang termasuk pengetahuan (kognitif) dan afektif  agar dapat mengembangakan pembelajaran yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal.
Dari karateristik siswa yang beragam dan berganti setiap tahunnya, situasi  dan kondisi yang berubah-ubah, permasalahan strategi dan metode yang harus senantiasa mengarah pada penyelesaian terhadap situasi pembelajaran, materi dan kondisi siswa saat itu sendiri dan lain-lain.
Persoalan di atas menuntut kepiawaian dan keahlian guru demi terwujudnya tujuan pembelajaran. Apalagi bila dikaitkan dengan tuntutan belajar tuntas, maka setiap siswa diupayakan untuk mencapai batas minimal ketuntasannya. Ini sudah menjadi tanggung jawab guru sehingga dituntut untuk selalu merefleksi, memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajarannya.
Pada pembelajaran Matematika tentang cara menurunkan dan menentukan luas bangun datar dengan 11 siswa menjadi tanggung jawab penulis tidak luput dari segala permasalahan pembelajaran. Latar belakang siswa yang beragam suku dan dari berbagai kelompok ekonomi dan pada umumnya lebih dari 75% ekonomi lemah, sarana dan dan prasarana belajar yang kurang memadai, lemahnya daya dukung orang tua terhadap pendidikan anak, kurangnya semangat siswa mengikuti pelajaran, siswa lebih banyak pasif bila dalam kelas dan hasil ulangan yang cukup standar yaitu; 80 – 100 = 18,2%, 60 – 79 = 36,4%, < 59 = 45,5%.
Situasi pembelajaran pada saat ini tidak lebih dari pembelajaran sebelumnya, guru menyampaikan materi dengan ceramah bervariasi, tanya jawab, siswa mengerjakan LKS dan membuat rangkuman. Penulis berupaya untuk meminta teman sejawat mengamati dan memberi masukan pada pembelajaran tersebut guna meningkatkan mutu hasil belajar siswa.
Dari hasil penulis dan pengamatan teman sejawat diperoleh kesepatakan bahwa pada pembelajaran yang penulis lakukan memang kurang menarik minat siswa karena guru sudah menggunakan alat peraga tetapi guru lebih banyak beraktivitas (menjelaskan dan bertanya) dibandingkan siswa, materi yang disuguhkan kurang bervariasi. Hal ini yang kira-kira menjadi focus permasalahan sehingga hasil belajar siswa tidak memuaskan.
Upaya yang akan diujikan dalam bentuk PTK dari latar belakang itu disepakati untuk menggunakan alat peraga dan mengobah metode ceramah menjadi metode diskusi dengan harapan siswa lebih tertarik dengan materi, meningkatkan aktivitas sehingga hasil belajar siswa pun lebih baik.

B.       Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari latar belakang di atas adalah:
Apakah alat peraga Kertas Berpetak dan Model Pembelajaran Make-A Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika kelas V Semester II tentang Bangun Datar?

C.      Tujuan Perbaikan
Tujuan perbaikan adalah:
1.      Meningkatkan daya tarik siswa terhadap materi pembelajaran
2.      Meminimalisir keabstrakan siswa dalam menerima materi
3.      Meningkatkan aktivitas belajar siswa
4.      Meningkatkan hasil belajar siswa
5.      Mengembangkan daya nalar peserta didik dengan maksimal
6.      Sebagai persyaratan mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional PDGK 4501 pada program studi S.1 PGSD.



D.      Manfaat Perbaikan
Perbaikan diharapkan bermanfaat bagi semua pelaksana pendidikan:
1.      Bagi siswa dapat meningkatkan semangat aktivitas dan lebih mengaktualkan materi sehingga meningkatkan hasil belajar.
2.      Bagi gur udapat meningkatkan refleksi guru, memperbaikai mutu pembelajaran dan meningkatkan kreativitas dalam menajar.
3.      Bagi sekolah memberi masukan untuk meningkatkan prasarana pembelajaran berupa alat peraga.
4.      Bagi teman sejawat memberi bahan masukan dan kajian pembelajaran Matematika pada umumnya serta memberi deskripsi tentang alat peraga.
5.      Meningkatkan kualitas lulusan sekolah dasar
6.      Menyempurnakan ketuntasan hasil belajar peserta didik.
7.      Menuntaskan tercapainya tujuan pendidikan nasional, khususnya dalam bidang studi Matematika.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.      Model Pembelajaran Make – A Match
1.      Pengertian
Model pembelajaran make a match  ini merupakan model yang dikembangkan oleh Lorna Curran, 1994. Sebagaimana model yang lain, model ini merupakan model pembelajaran berkelompok (Learning Community). Model ini dapat membangkitkan semangat siswa dengan mengikutsertakan peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran.
Pembagian kelompok dalam Make A Match ada dua kelompok yaitu kelompok pemegang masalah dan kelompok pemegang jawaban. Make And Match dapat dilakukan untuk semua mata pelajaran dan pada semua tingkat pendidikan mulai dari SD sampai SMA.
Persiapan awal yang harus dilakukan dalam model pembelajaran ini guru harus memberitahukan apa saja yang harus dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Dengan demikian siswa mempunyai modal awal dalam pembelajaran. Dengan modal awal materi pelajaran maka proses diskusi dalam pembelajaran Make A Match dapat berlangsung           dengan baik
Model Pembelajaran Make A Match adalah suatu tipe Model pembelajaran Konsep . Model pembelajaran ini mengajak murid mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan konsep melalui suatu permainan kartu pasangan (Komalasari, 2010: 85).

2.      Tahapan
Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.
Secara rinci langkah dalam pembelajaran Make A Match menurut Lorna Curran (Komala Sari, 2010: 85) adalah  sebagai berikut:
1)        Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. Kartu-kartu ini harus dirancang sedemikian rupa sehingga kartu menarik perhatian siswa. Kita dapat menggunakan gambar kartun, atau gambar dari majalah, internet atau sumber lain untuk sebagai materi. Guru dapat juga menyiapan tulisan-tulisan dalam kartu yang dirancang sedemikian rupa sehingga mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh siswa. Tentukan bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan. Secara standar gunakan bahasa Indonesia yang baik yang benar. Jika materi ada kaitannya dengan gambar, bagan, skema, dibuat sedemikian rupa jelas. Materi dapat juga dibuat dalam bentuk pertanyaan atau soal, yang berkaitan dengan tuntutan SK atau KD yang telah ditentukan. Soal disusun sedemikian rupa secara berjenjang dari C1 sampai dengan C6 atau dari P1 s/d P4.
2)        Setiap peserta didik mendapat satu kartu. Sebelum kartu dibagikan kita harus mengelompok siswa dalam dua kelompok yaitu yang memegang kartu permasalahan atau materi dan memegang kartu jawaban. Setiap kelompok ini dikelompokan lagi menjadi sesuai dengan kemampuan dan tingkat kesulitan masalah yang dihadapi. Siswa yang berkemampuan tinggi akan dibagian kartu dengan tingkatan kognitif yang lebih tinggi, demikian juga sebaliknya. Pembagian kartu harus dibuat secara acak tetapi teratur sesuai dengan tingkatan masing-masing.
3)        Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang. Pada saat kartu dibagikan, beri mereka waktu antara 10 menit sampai dengan 15 menit untuk memikiran permasalahan dan jawaban masing-masing dari kartu yang mereka pegang. Mereka dapat mendiskusikannya dengan anggota kelompok sesama pemegang kartu, mencarinya di buku, internet, peta, globe, kamus , catatan atau sumber belajar lain yang digunakan pada saat itu. Berikan kesempatan agar semua dapat memikirkan soal dan jawaban pada setiap permasalahan yang ada.
4)        Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban) Setelah persoalan dipecahkan, peserta didikan saling mencari pasangan. Agar tidak terjadi kekacauan dapat dicari secara bergiliran dengan memberikan kesempatan satu persatu kepada siswa untuk membacakan soal atau permasalahan atau materi, setelah itu dapat mencari pasangan masing-masing. Waktu pencarian diberikan waktu misalkan ada 10 persoalan maka point diberikan 10 s/d 1. Siswa yang menemukan pasangan pada 1 menit pertama diberi skor 10, pada 2 menit pertama di beri skor 9, pada 3 menit pertama diberikan skor 8 dan seterusnya. Sampai dengan 10 menit terakhir. Atau dapat juga setiap pasangan yang menemukan pasangan diberi skor 1.
5)        Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin Point dapat diberikan sesuai dengan metoda di atas, dengan memberikan skor secara bertingkat atau dengan memberikan skor 1 dan 0, siswa yang dapat menemukan pasangan sesuai dengan waktu yang diberikan di beri skor 1 dan yang tidak berhasil menemukan jawaban diberi skor 0.
6)        Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. Selanjutnya kartu di kocok dan diberikan secara acak sesuai dengan tingkatan kemampuan masing-masing. Kembali diberi keseempatan dalam kelompok, jika anggotannya lebih dari 1 orang. Kemudian kembali ke langkah 4 dan 5.
7)        Demikian seterusnya, lakukan secara berulang sampai waktu pembelajaran selesai. Siapa saja yang menjadi juara berilah mereka apresiasi, agar di lain kesempatan lebih baik. Berilah motivasi bagi yang belum berhasil.
8)        Kesimpulan/penutup.Setelah selesai buatlah kesimpulan secara  bersama-sama.

3.      Kelebihan
Model pembelajaran make and match memberikan manfaat bagi siswa, di antaranya sebagai berikut:
1.      Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan
2.      Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa
3.      mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar secara klasikal 87,50%.

4.      Kelemahan
Di samping manfaat yang dirasakan oleh siswa, pembelajaran kooperatif metode make a match berdasarkan temuan di lapangan mempunyai sedikit kelemahan yaitu:
1.      Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan
2.      Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran.
3.      Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai.

B.       Alat Peraga Dalam Kaitannya Dengan Media Pembelajaran
Media adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memperjelas materi atau memcapai tujuan pembelajaran tertentu (Sitomorang dan Suparman, 1998). Ada dua jenis alat peraga yaitu alat peraga bantu pembelajaran (instructional aids) dengan media pembelajaran (instructional media).
Media pembelajaran sebagai alat bantu sesuai dengan fungsinya pada pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu alat perga dan sarana. Sebagai alat peraga medua pembelajaran itu membantu siswa memahami konsep dalam wujud yang konkret. Sedangkan yang masuk dalam kelompok sarana berfungsi membantu terjadinya proses belajar siswa (Estiningsih, 1994)
Menurut Djanmarah Zain (2007) media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau informasi pesan. Mdia adalah sebuah menuh perantara atau pengantar saja. Media adalah segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan pesan. Pesan itulah yang harus dapat sampai pada peserta didik.
Menurut Anderson dalam Kusumah (2000:294) media adalah perlengkapan yang digunakan untuk memperjelas pesan dana memungkinkan terjadinya interaksi antar siswa dengan pesan interaksi akan berjalan baik, bila media pembelajaran yang digunakan dapat menyampaikan pesan yang kita inginkan. Jadi pengertian media adalah segala Sesuatu yang dapat/bisa menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima.

C.      Fungsi Alat Peraga
Pada proses pembelajaran tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkrit, baik dalam konsep maupun faktanya. Karena itu, alat peraga memiliki peran yang sangat penting untuk menjelaskan hal-hal yang abstrak dan menunjukkan hal-hal yang tersembunyi. Alat peraga dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, pelaksanaan, perhatian, dan minat sehingga proses pembelajaran terjadi.
Media pembelajaan yang berupa alat peraga yang digunakan mempunyai kelebihan bagi distribusi pembelajaran yang besar pegalamannya bagi siswa alat peraga dapat memberikan perjalanan langsung maupun dalam bentuk yang tidak sesungguhnya karena ada alat peraga yang tidak mudah untuk dibuat sesuai dengan aslinya. Selain itu alat peraga memungkinkan siswa melakukan observasi minimal bentuk yang sederhana dan berpartisipasi dalam pembalajaran. Partisipasi adalah kunci sukses dalam mencapai tujuan.
Pembelajaran, baik partisipasi fisik maupun mental. Yang paling penting alat peraga akan menghilangkan verbalisme dalam konsep pembelajaran sehingga konsep dapat dengan mudah dipahami siswa.
Manfaat media pembelajaran antara lain:
1.         Penyampaian materi dapat diseragamkan
2.         Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
3.         Proses pembelajaran menjad lebih interaktif
4.         Efisien dalam waktu dan tenaga
5.         Meningkatkan kualitas hasil belajar
6.         Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan           kapan saja.
7.         Media dapat menumbuhkan sikap positf siswa terhadap materi dan proses belajar.
8.         Mengubah peran guru kea rah yang lebih positif dan produktif
Manfaat secara praktis media pembelajaran dapat disimpulkan  sebagai berikut:
a.         Media dapat membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih konkrit
b.         Media mengatasi kendala keterbatasan ruang dan waktu.
c.         Media mengatasi keterbatasan indra manusia.
d.        Media menyajikan objek pelajaran berupa benda atau peristiwa langka dan berbahaya ke dalam kelas.
e.         Informasi pelajaran disajikan dengan media akan memberikan kesan mendalam dan lebih lama tersimpan pada diri siswa.
Media pembelajaran yang berupa benda adalah media yang paling umum dipakai dalam pembelajarna karena sifatnya universal, mudah dimengerti dan tidak terlihat oleh keterbatasan bahasa. Agar lebih bermanfaat dalam pembelajaran, maka benda konkret hendaknya memenuhi syarat:
1.         Benda konkret yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran
2.         Benda konkret tersebut sederhana
3.         Benda konkret tersebut mudah ditemukan dilingkungan sekitar siswa sehingga siswa sudah tidak asing dengan benda konkret tersebut.

D.      Hasil Belajar Siswa
Evaluasi merupakan keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkatan hasil belajar yang dicapai peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.
Penilaian evaluasi dilakukan oleh seseorang guru untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal, kecakapan siswa, dan program pengajaran. Evaluasi dapat dilakukan awal untuk mengetahu sejauh mana tingkat pengetahuan awal siswa, dan uji dari proses pembelajaran yaitu untuk mendapat gambaran kecakapan, penyerapan dan suatu penyajian yang telah dilaksanakan pada akhir pelajaran.
Morktijat (1992 : 60) mengemukakan teknik evaluasi belajar pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai berikut:
1.      Evaluasi belajar pengetahuan, dapat dilakukan dalam ujian tulis, lisan dan daftar isian pernyataan.
2.      Evaluasi belajar keterampilan, dapat dilakukan dengan ujian praktek, analisis keterampilan, analisis tugas, serta evaluasi oleh peserta didik sendiri.
3.      Evaluasi belajar sikap, dapat dilakukan dengan daftar isian sikap dan diri sendiri, daftar isian sikap yang disesuaikan dengan tujuan program dan sekala deferensial sematik.
Evaluasi harus ditujukan untum mengetahui tercapai tidaknya kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam kaitannya dengan kompetensi hasil belajar. Dengan komptensi dasar dapat diketahui tingkat penguasaan materi standar kompetensi oleh peserta didik, baik yang menyangkut aspek intelektual, social, emosional, spiritual, kreaktivitas dan moral.
Tujuan pembelajaran adalah meningkatkan hasil belajar siswa. Pengertian hasil belajar siswa bermacam-macam. Ahmadi (1984:21) mengatakan bahwa hasil belajar suatu hasil yang dicapai dalam suatu usaha belajar dan perwujudan hasil belajar siswa dapat dilihat pada nilai yang diperoleh setiap mengikuti tes.
Hamalik (1982:199), mengatakan bahwa factor yang mempengaruhi hasil belajar adalah:
a.         Factor internal, yaitu tujuan, minat, itelegensi, aktivitas, kesehatan dan kebiasaan belajar.
b.         Factor eksternal, yaitu lingkungan keluarga dan masyarakat
Winkel dalam Kusairi (1998:14), factor-faktor yang yang mempengaruhi hasl belajar dibagi menjadi empat factor yaitu:
a.         Factor siswa, yaitu taraf itelegensi, aktivitas, kesehatan dan kebiasaan belajar.
b.         Faktor eksternal, yaitu lingkungan keluarga dan masyarakat.
c.         Factor sekolah sebagai institusi, yaitu sarana dan prasarana belajar, pengelolaan, pimpinan sekolah.
d.        Faktor situasional, yaitu keadaan waktu, lokasi kegiatan belajar mengajar, iklim atau cuaca.
Gagne dalam Poetiyan (1982:136) menyatakan bahwa hasil belajar yang diperoleh seseorang setelah belajar berupa keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang setelah mengalami suatu proses pembelajaran. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil dari proses pembelajaran yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungannya dan suatu kondisi tertentu.
Dengan demikian hasil belajar adalah selaga bentuk hasil belajar siswa yang tercermin adanya perubahan seseorang baik perilaku maupun pengasaan materi pembelajaran yang diperoleh melalui proses pembelajaran. Hasil belajar tersebut dapat berbentuk : keterampilan, sikap, pengetahuan dan nilai yang dipengaruhi oleh beberap factor yaitu lingkungan social, lingkungan budaya, lingkungan fisik, lingkungan spiritual, jasmaniah, rohaniah, psikologi dan kematangan fisik.
1.         Aktivitas siswa dalam melihat, memperhatikan proses pembelajaran.
2.         Aktivitas anak dalam bertanya, menjawab dan menanggapi pertanyaan
3.         Aktivitas siswa dalam kegiatan kelompok
4.         Kemampuan siswa dalam memahmi konsep
5.         Kemampuan siswa menggunakan konsep dalam pemecahan masalah.
Dengan demikian kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media gambar siswa akan aktif, kreatif dan meningkat pemahamannya terhadap konsep yang diajarkan.
Dilain pihak tingkat motivasi dalam proses pembelajaran salah satu factor yang menentukan hasil belajar. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dan selanjutnya memungkinkan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa.

E.       Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan memberikan anak kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 1992:75).
Motivasi adalah kondisi psikologi yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu menjadi motivasi belajar adalah kondisi psikologi yang mendorong seseorang untuk belajar. Pada umumnya persoalan motivasi adalah bagaimana menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar agar presentasi belajar siswa dapat optimal. Dilihat dari asalnya motivasi dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a.       Motivasi Instrinsik
b.      Motivasi Ekstrinsik
Motivasi interinsik adalah motivasi yang ditimbulkan dari dalam diri orang yang bersangkutan, berupa rangsangan tanpa bantuan orang lain misalnya yang berupa kebutuhan. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar, misalnya : yang berupa ganjaran, hukuman, persaingan/kompetisi. Motivasi instriksik pada umumnya lebih efektif dalam mendorong seseorang untuk belajar dari pada motivasi ekstrinsik.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan atau daya penggerak dari dalam diri seseorang dan mendapat penguatan dari luar, jadi motivasi itu sangat penting dalam pelajaran karena kurang pandai terhadap pelajaran tersebut tetapi pada pelajaran lain dia sangat giat memperoleh nilai baik.
Indikator motivasi belajar diantaranya adalah :
1.      Memberikan sanjungan pada siswa
2.      Membuat proses belajar yang interaktif yang menyenangkan
3.      Memberi penilaian terhadap siswa aktif.























BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

A.      Subjek Penelitian
a.       Lokasi
Lokasi penelitian adalah di SDN Mulya Jaya Kampung Mulya Jaya Kecamatan Rebang Tangkas Kabupaten Way Kanan. Adapun jumlah siswa kelas V adalah sebanyak 11 anak.
No
Nama
Jenis Kelamin
1
EKO SETIAWAN
L
2
ELSA MONICA
P
3
HENDRA SAPUTRA
L
4
INDAH KINANTI
P
5
ISTIKA YUNI
P
6
LITA PURWATIH
P
7
MARJUKI
L
8
SAPARUDIN
L
9
SRI MULYATI
P
10
RENI AZIZAH
P
11
ZULMAN
L

b.      Mata Pelajaran
Mata Pelajaran yang dipilih untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran adalah Matematika tentang Bangun Datar.

c.       Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan perbaikan adalah dari tanggal 01 Oktober  2012 sampai dengan 13 Oktober 2012.

Jadwal per siklus kegiatannya adalah sebagai berikut:
No
Hari dan Tanggal
Mata Pelajaran
Siklus
1
Senin, 01 Oktober  2012
Matematika
Siklus 1
2
Sabtu, 13 Oktober  2012
Matematika
Siklus 2



B.       Deskripsi Per Siklus
1.        Rencana
Memperhatikan identifikasi masalah dan rumusan masalah, penulis akan melaksanakan perbaikan pembelajaran. Rencana perbaikan pembelajaran ini kan dilaksanakan dalam mencari jalan keluar atau solusi serta mengatasi masalah-masalah dalam pembelajaran Matematika kelas V SD Negeri Mulya Jaya.
Rencana perbaikan pembelajaran dilakukan dua kali tatap muka, setelah diketahui data awal hasil observasi. Adapun tahap-tahap renca perbaikan adalah sebagai berikut:
·         Menentukan kelas penelitian dan menetapkan siklus tindakan (yaitu 2 siklus)
·         Menetapkan waktu pelaksanaan penelitian yaitu tanggal 01 Oktober 2012 dan 13 Oktober 2012.
·         Menetapkan materi pembelajaran, sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.
·         Menentukan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran serta menentukan materi pokok.
·         Menyiapkan Instrumen yang diperlukan berupa tes dan catatan laporan
·         Menetapkan cara pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat observasi.
·         Menetapkan jenis data yang dikumpulkan yang sesuai dengan respon terhadap tindakan yang dilakukan.
·         Menetapkan cara refleksi yang dilakukan oleh observer yang terdiri dari seorang guru dan dilakukan setiap akhir tindakan pada setiap siklusnya.
Pelaksanaan perbaikan tersebut dilakukan untuk mata pelajaran Matematika sebagai mata pelajaran eksak. Dengan harapan terjadi peningkatan motivasi dan hasil belajar dengan digunakannya media gambar.

2.      Pelaksanaan
Dalam melaksanakan pemantapan kemampuan professional, sejumlah kegiatan harus dilakukan berulang-ulang mulai dari tahap orientasi pelaksanaan, tahap observasi, refleksi, dan revisi merupakan serangkaian persiapan pelaksanaan.
Pelaksanaan tindakan akan dilakukan untuk 2 siklus sesuai dengan yang ditetapkan:
Siklus 1 :
ü  Mengadakan pretest pada awal kegiatan sebagai masukan pengetahuan prasyarat yang dikatahui siswa.
ü  Mempersiapkan rencana pembalajaran
ü  Memilih dan mempersiapkan sumber bahan belajar
ü  Melaksanakan proses pembelajaran
ü  Melakukan tanya jawab
ü  Memberikan evaluasi
ü  Menyimpulkan materi pembelajaran.
ü  Membuat lembar observasi kegiatan siswa
ü  Menetapkan hasil observasi pelaksanaan dan menganalisa hasil pembelajaran

Siklus 2 :
ü  Menetapkan rencana pembelajaran
ü  Memperbaiki proses pembelajaran hasil siklus 1 menghubungkan materi yang lalu dengan materi yang akan diajarkan
ü  Mendemontrasikan media pembelajaran berupa gambar
ü  Melakukan Tanya jawab
ü  Memberikan evaluasi tertulis
ü  Menerangkan kembali materi yang baru diajarkan
ü  Mengambil data kegiatan pembelajaran II dan menganalisa data tersebut

Proses pembelajaran dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a.       Pada proses pembelajaran pertama, penulis menyusun rencana perbaikan pembelajaran dengan mengambil topic dan cara pemecahan kemudian melaksanakan pembelajaran serta menganalisis dan melakukan refleksi untuk perbaikan pembelajaran berikutnya.
b.      Pada perbaikan pembelajaran kedua, penulis membuat rencana perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil pada proses pertama kemudian melaksanakan pembelajaran serta menganalisa data dan melakukan refleksi serta membuat laporan singkat tentang pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan kedua siklus dia tas dapat digambarkan sebagai berikut:
 












3.      Pengamatan dan Pengumpulan Data/Instrumen
a.      Pengamatan
Pada tahap ini dilakukan bersamaan pada waktu aktivitas proses pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan pengamatan dilakukan oleh peneliti dibantu oleh guru yang lain (observer) dengan menggunakan lembar pengamatan untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Sedangkan untuk mengetahui hasil belajar siswa digunakan lembar soal dengan penskoran, kemudian mencatat hasil evaluasi belajar dalam table hasil belajar Siklus I dan Siklus II.
b.      Pengumpulan Data/Instrumen
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan menggunakan instrument penelitian. Instrument penelitian yang digunakan adalah instrument pengamatan dan instrument penelitian.
Dalam proses perbaikan pembelajaran ini instrument yang digunakan sebagai pedoman pengamatan motivasi belajar dan melakukan penilaian belajar siswa adalah sebagai berikut:
1.      Lembar Pengamatan
Instrument lembar pengamatan digunakan untuk memperoleh data tentang motivasi belajar siswa pada proses pembelajaran Matematika di Kelas V SDN Mulya Jaya tahun pelajaran 2012/2013, dengan menggunakan alat peraga Kertas Berpetak.
2.      Lembar Evaluasi
Instrument lembar evaluasi digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match dengan cara menjawab pertanyaan/soal setelah proses pembelajaran siklus I dan siklus II.
4.      Refleksi
Dari hasil observasi dan hasil evaluasi hasil belajar siswa serta realisasi pelakasanaan pembelajaran, penulis merefleksikan proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Dapat dijelaskan bahwa menggunakan model pembelajaran Make - A Match dapat memotivasi minat belajar dan meningkatkan prestasi belajar. Disamping itu guru sadar bahwa dalam proses pembelajaran banyak hal yang mempengaruhi prestasi belajar. Sebab ketika proses pembelajaran berlangsung dipengaruhi penggunaan model pembelajaran Make - A Match dapat lebih membantu untuk mengkondisikan suasana kelas.












BAB IV
HASIL PENELITIAN

A.      Hasil Penelitian
Hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran yakni keaktifan siswa mengikuti pelajaran, kecapatan dalam menjawab soal dan pemahaman terhadap materi dan soal. Aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran, dan hasil ulangan siswa.
Adapun hasilnya sebagai berikutL
No
Aspek yang diamati
Siklus I
Siklus II
1
Keaktifan siswa mengikuti pelajaran
45,5%
90,9%
2
Kecapatan menjawab soal
54,5%
87,9%
3
Pemahaman terhadap materi dan soal
57,5%
93,9%

Penguasaan materi pembelajaran siswa kelas V SDN Mulya Jaya berdasarkan hasil tes formatif untum mata pelajaran Matematika selama proses pembelajaran, secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut:
No
Nama
Siklus I
Siklus II
1
EKO SETIAWAN
45
65
2
ELSA MONICA
80
100
3
HENDRA SAPUTRA
70
75
4
INDAH KINANTI
65
80
5
ISTIKA YUNI
80
100
6
LITA PURWATIH
50
75
7
MARJUKI
60
75
8
SAPARUDIN
70
80
9
SRI MULYATI
55
90
10
RENI AZIZAH
50
90
11
ZULMAN
50
100

No
Rentang Nilai
Siklus I
Siklus II
1
80 – 100
2
9,09%
7
63,6%
2
60 – 79
4
27,3%
4
36,4%
3
<59
5
63,4%
0
0%

Hasil ketuntasan belajar siswa
54,44%
100%



B.       Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian berupa aktivitas belajar siswa dapat dilihat bahwa persentase siswa yang memperhatika materi pelajaran, naik dari setiap siklusnya. Hal ini berbanding terbalik dengan intensitas guru dalam mengajar pada setiap siklus pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Hal itu juga terlihat pada persentase hasil belajar setiap siklus pembelajaran pada mata pelajaran Matematika. Siswa yang berada di grade sedang (60 – 79) dan tinggi (80 – 100) selalu mengalami peningkatan. Kondisi ini berbanding terbalik dengan persentase nilai siswa yang berada di grade rendah (<59) yang selalu mengalami penurunan.

C.      Hasil dari Setiap Siklus
1.      Suklus I
Pada siklus 1 tidak menggunakan media pembelajaran sehingga guru memonopoli penjelasan dan selalu mengulang-ulang ketika siswa belum jelas, pembahasan diskusi dan kesimpulan. Di samping itu penjelasan guru berubah-ubah dalam segi konteks bahasa, penekanan, dan cara walaupun konsep yang disajikan masih sama. Hal ini membuat hasil belajar siswa pun rendah karena motivasi, konsentrasi, dan aktivitas siswa rendah.

2.      Siklus II
Siklus kedua guru tetap menggunakan media pembelajaran kertas berpetak, tetapi menggunakan model pembelajaran Make-A Match. Guru berusaha agar siswa lebih aktif lagi dengan hanya membimbing dan mengarahkan untuk menemukan sendiri rumus bangun datar. Kemudian guru mencoba menerapkan model pembelajaran Make-A Match (mencari pasangan) yaitu dengan menggunakan kartu yang telah dibuat. Dalam kegiatan mencari pasangan kartu siswa merasa senang dan tertantang untuk mengerjakan soal dan yang lebih menyenangkan dari hasil ketuntasan belajar siswa 100% dapat mencapai KKM yang telah ditetapkan dan banyak siswa yang mendapat nilai 100%.




BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.      Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1.      Penggunaan alat peraga Kertas Berpetak dan Model Pembelajaran            Make-A Match dapat meningkatkan hasil pembelajaran pada mata pelajaran matematika tentang bangun datar di kelas V SDN Mulya Jaya Kecamatan Rebang Tangkas Kabupaten Way Kanan.
2.      Dengan adanya alat peraga kertas berpetak dan model pembelajaran Make-A Match dalam proses pembelajaran terjadi interaksi dan komunikasi yang salah satu unsur dalam proses komunikasi yang sangat menonjol peranannya.

B.       Saran
Penulis mempunyai beberapa saran atas penelitian ini yaitu:
1.      Kepekaan guru terhadap kondisi siswa sangat diperlukan untuk menciptakan pembelajaran yang optimal.
2.      Adapun bentuknya karena alat peraga sangat penting untuk itu sebagai seorang guru tidak perlu ragu untuk menggunakan alat peraga di              sekitar kita.
3.      Sebaiknya setelah melakukan pembelajaran guru selalu mengadakan intropeksi diri atau refleksi diri.



DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, (1984). Program Pembelajaran Sisttem Intruksional. Jakarta: Balai Pustaka
Asra, (2007). Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta: DEPDIKNAS
Djanmarah Zain. Media Pembelajaran di SD. Jakarta: DEPDIKNAS
Hamalik.(1982). Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti
http://sadiman2007.blogspot.com. Diakses tanggal 27 Februari 2011
http://tarmizi.wordpress.com. Diakses tanggal 27 Februari 2012.
Kusumah.(2009). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. PT Indek
Qonita Alya, (2009). Kegiatan Belajar I, PT. Indah Jaya. Adi Pratama
Ramadhan, Tarmizi. 2008. Pembelajaran Kooperatif “Make A Match”. (Online).
Roestiyah.(1982).Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: Bima Aksara
Sardiman.(1992). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali
Sadiman. 2010. Model Pembelajaran Make A Match. (Online).
Safrin, (2004). Menganalisis Hasil Belajar atau Bimbingan Siswa, Jakarta. Depdiknas
Tim, (2000). Materi Pelatihan Guru di Sekolah Dasar, Jakarta. Depdiknas
Tim, (2007). Pemantapan Kemampuan Profesional, Jakarta. Universitas Terbuka
Udin S. Winataputra, M.A., Drs, (2004). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta. Universitas Terbuka
Wardani.(2007). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Universitas Terbuka
Wardani, I.G.A.K., (2004) Strategi Belajar Mengjar, Jakarta. Universitas Terbuka